A. Resensi Film Beautiful Mind
Di kisahkan seorang tokoh yang pada masanya dianggap sebagai orang yang jenius. Mampu menguasai rumus dalam bidang exact dan mengaplikasikan ilmunya dengan mengajar pada salah satu perguruan tinggi terbesar di Princeton, New Jersey. Pengembangan dari ilmu yang didapatkan tersebut, membuat tokoh utama dalam film ini yang bernama John nash, berinisiatif untuk menggali teori-teori baru dan mencari titik temu dari teori yang di pelajarinya. Dengan pendalaman yang cukup menyita pemikirannya, menyebabkan Nash merasa bahwa teori yang dikembangkannya berbeda dengan teori yang di dalami dari para ahli sebelumnya. Hal ini menyebabkan Nash memiliki ambisi yang kuat untuk memperkenalkan rumus dan teori baru yang didapatkan. Pengembangan teori barunya itu sangat menyita perhatiannya dan menggunakan hampir sebagian besar waktunya untuk membahas rumus-rumus yang dia temukan. Terlebih karena tidak ada yang memberikan tanggapan atas teorinya itu, menyebabkan Nash semakin ambisius untuk mendapat pengakuan akan kebenaran teori itu. Tak jarang Nash mendapat penolakan yang membuatnya pesimis untuk bersosialisasi dengan orang lain. hal ini mengakibatkan Nash semakin tersudut dan terkotak dengan pemikirannya sendiri.
Seiring berjalannya waktu, Nash masih bergelut dengan aktivitasnya sebagai pengajar disamping masih berusaha mengembangkan teorinya itu. Kemudian, ditengah perjalanan karir dan penelitiannya itu, Nash bertemu dengan seorang teman yang pada akhirnya dianggap sebagai teman dekatnya, bernama Charles Herman. Charles menjadi teman sekamar Nash, dan mulai dekat ketika Nash merasa Charles selalu ada setiap kali Ia menceritakan masalah yang dia hadapi.
Kendala lain yang di alami Nash adalah kurang mampu bersosialisasi dengan orang lain serta kurang mampu menunjukkan empati dan berbicara dengan orang lain dengan nyaman dan wajar. Setiap kali akan bertemu dan berbicara dengan orang lain, ada keraguan akan kemampuan dirinya dengan selalu mengatakan pada orang yang ditemuinya bahwa dirinya tidak pandai berbicara dan bersosialisasi. Konsentrasi yang banyak ke pengembangan teorinya dan kurang berinteraksi dengan orang lain yang membuat Nash seringkali tidak menghiraukan orang-orang disekitarnya.
Sementara disisi lain, karena kejeniusannya menyebabkan ada daya tarik tersendiri dalam karakter yang dimiliki Nash. Di kisahkan disini bagaimana Nash berusaha untuk menjalin relasi dengan lawan jenisnya, mendekati beberapa wanita untuk membuktikan pada teman-temannya bahwa ia mampu berinteraksi dengan orang lain dengan caranya sendiri. Meski awalnya gagal, tetapi pada akhirnya Nash bertemu dengan seorang wanita yang menurutnya mampu memahami karakter dan kebiasaan Nash. Alice, murid Nash yang pada akhirnya menikah dengannya.
Di tengah perjuangan Nash memperdalam teorinya, ia bertemu dengan seorang agen rahasia dari Rusia yang menawarkan sebuah misi. Ia memperkenalkan dirinya sebagai Big Boss. Kemudian Nash diminta untuk menjalankan misi tersebut dalam usaha untuk menggagalkan suatu rencana peledakan bom. Nash tertarik untuk ikut serta sebagai agen dalam misi tersebut. Di tengah perjalanan misinya, Nash merasa dirinya tidak aman dengan menjalankan misi tersebut. Nash merasa nyawanya terancam jika terus bergabung dalam agen tersebut. Walhasil, Nash memutuskan untuk keluar dari misi itu, tetapi permintaannya di tolak oleh Big Boss dengan mengancam akan membeberkan identitas Nash sebagai agen jika Nash bersikeras keluar dari misi itu. Kemelut ini membuat Nash merasa sangat kalut. Ditengah kebingungannya, seseorang merekomendasikan seorang Psikiater untuk memeriksa Nash. Banyak kejanggalan yang dilihat dari perilaku Nash sehari-hari di kampusnya. Adanya misi yang djalankan yang sering kali menyita waktu mengajarnya, dan penjabaran teori yang dianggap tidak realistis oleh teman-temannya.
Konflik dalam diri Nash pada akhirnya terbuka dari pernyataan psikiater tentang analisisnya dari perilaku Nash. Nash mengidap scizophrenia, berupa delusi dan imajinasi tentang hal-hal yang tidak realistis tetapi dianggap nyata oleh Nash. Di sesi-sesi akhir cerita, di kisahkan bahwa ternyata sosok-sosok teman dekat dan agen yaitu Charles dan Big Bos ternyata hanya ada dalam khayalan Nash. Sosok itu tidak nyata, tetapi seringkali di ceritakan sebagai sosok yang betul-betul nyata dalam kehidupan Nash. Charles yang dianggap oleh Nash teman dekatnya dan selalu menceritakan semua hal dalam kehidupannya, dan BigBoss yang dianggap sebagai agen yang akan mengancam jiwanya menyebabkan banyak kejanggalan yang tampak dalam perilaku Nash. Aktivitasnya yang banyak tersita untuk mengungkap teori dan menyelesaikan misi rahasia ternyata hanyalah khayalan dan imajinasi yang dikembangkan dalam peikiran Nash. Yang nyaris mengarahkan Nash untuk membunuh anak dan isterinya karena dianggap membahayakan berjalannya misi tersebut. Sungguh hal yang sangat tidak realistis di mata orang-orang terdekatnya.
Setelah didiagnosa menderita scizophrenia, Nash kemudian dirawat di RS Jiwa dan menjalani terapi rutin. Kesetiaan isterinya dan keyakinan yang kuat untuk senantiasa mendampingi suaminya menyebabkan delusi yang dialami Nash semakin dapat dikendalikan. Berangsur-angsur, Nash sudah mulai bisa membedakan dan membagi imajinasi dan kenyataan. Meskipun masih di dominasi oleh pengaruh obat. Tetapi, pengaruh obat membawa dampak yang menyedihkan bagi kehidupan Nash. Pengaruh obat mengakibatkan Nash sulit untuk merespon lingkungannya. Sehingga, hanya bisa berdiam diri di rumah, dan mencari aktivitas sendiri tanpa adanya kemampuan untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Hal ini menyiksa bagi Nash karena keprihatinannya terhadap isteri dan anaknya yang tidak mendapat perhatian darinya. Nash seketika memutuskan untuk mencoba hidup normal dengan tidak mengkonsumsi obat lagi.
Nash menyadari bahwa orang-orang yang datang dalam kehidupannya tersebut (Charles dan BigBoss) adalah hanya sosok imajinasinya saja, sehingga berusaha dengan keyakinannya untuk tidak menghiraukan sosok-sosok tersebut dan mulai mencoba berinteraksi dengan orang-orang. Awalnya sulit, karena tiba-tiba sosok-sosok itu hadir dan menekan Nash untuk melakukan suatu hal yang menurut pemikiran akal sehat adalah hal yang tidak masuk akal. Seperti melanjutkan misi yang sama sekali tidak nyata. Di tengah pertentangan pemikiran antara yang nyata dan khayalan, Nash semakin merasa terpuruk. Cemooh dan sikap pengucilan dari lingkungannya membuat pesimis dan merasa usahanya sia-sia. Tetapi dengan keyakinan dari isterinya yang memberikan semangat dan dorongan untuk bisa hidup normal kembali, membuat Nash mencoba lagi untuk berinteraksi dengan orang-orang (dengan mulai mengajar di Universitasnya lagi). Perjuangan Nash untuk mengendalikan delusinya semakin diperkuat dengan adanya dukungan dari isteri dan teman-temannya yang telah mengetahui kondisi Nash. Perhatian, dorongan, dan cinta yang di terima Nash menghasilkan smangat yang kuat dan usaha untuk tidak menyerah menjadi orang normal kembali. Meskipun Nash sendiri menyadari bahwa tidak akan mungkin menghilangkan delusi itu, tetapi ia yakin mampu mengendalikan dan tidak menghiraukan sosok dalam khayalannya itu. meski masih di bayangi delusinya, Nash tetap menjalani hidupnya dan tetap beraktivitas dengan mengajar dan membuka forum diskusi bagi mahasiswanya.
Di akhir cerita, Nash akhirnya mampu hidup layaknya orang normal, dan masih tetap mengembangkan pemikiran teori-teorinya yang pada akhirnya mendapat pengakuan dan bukti dari masyarakat luas. Penemuannya di aplikasikan di berbagai bidang ilmu dan mendapat penghargaan Nobel atas sumbangsih dan karya-karyanya*.
B.1. Analisis dan Refleksi film “Beautiful Mind” dari Segi Psikologi Positif
Pengaruh lingkungan sosial dan interaksi dengan orang lain sangat mempengaruhi pola pemikiran individu. Terbukti setelah menyimak film diatas, dapat dikatakan adanya dukungan sosial dari orang sekitar dan terdekat mampu memberikan sebuah semangat besar untuk bisa hidup dengan lebih baik. Gangguan mental yang dialami oleh tokoh utama (Nash) dalam film tersebut mampu membuat dirinya jatuh bangun menghadapi pola pemikirannya yang iirasional dan perlakuan lingkungan (masyarakat) yang memberikan tekanan dan tidak mendapat dukungan sepenuhnya. Tetapi kekuatan kasih sayang dengan memberikan dorongan semangat untuk bisa hidup normal oleh isterinya mampu membimbing Nash untuk keluar dari keterpurukannya. Isterinya memberikan keyakinan bahwa hal yang nyata dan jelas dalam kehidupannya adalah cinta dan kasih sayang. Keyakinan isternya ini membuat Nash menganggap dirinya memiliki potensi yang besar untuk keluar dari delusinya.meskipun menyadari dirinya tidak dapat sepenuhnya menghilangkan delusi itu. Tetapi, keinginan untuk hidup, dan bisa berguna untuk orang sekitarnya membuat dirinya mampu berjuang mengatasi masalah delusi tersebut.
Snyder & Lopez (2007) mengungkapkan bahwa kapasitas cinta adalah pusat dari komponen dalam kehidupan sosial manusia. Adanya kedekatan mampu menciptakan kebermaknaan hidup pada individu. Hal ini yang dialami oleh Nash dalam film tersebut. Dimana ketika masih sendiri berjuang melawan pemikiranya, Nash seringkali di kendalikan oleh khayalannya akan orang-orang yang dianggap nyata (tetapi pada kenyataannya tidak nyata) dan mampu memahami dirinya sehingga bisa dekat dengannya. Tetapi, ketika hidup bersama isterinya, Nash banyak mendapat hal-hal baru yang belum pernah didaptkan sebelumnya. Adanya cinta, kasih sayang, perhatian dan dorongan untuk bisa keluar dari kehidupan khayalannya, membuat Nash meyakini bahwa dia juga bisa hidup normal sama seperti orang lain, bekerja dan mengasuh anaknya.
Konsep kebermaknaan hidup (logotherapy) oleh Frankl (Schultz, 1991) memberikan gambaran dimana manusia hidup bukan untuk dirinya tetapi untuk menemukan arti dari kehidupan. Manusia memiliki keinginan kuat untuk hidup ketika tahu dan memahami arah dan tujuan dari kehidupannya. Inidividu dengan kepribadian yang sehat adalah individu yang secara bebas menguasai dirinya senidiri, mampu mengontrol kehidupannya, dan telah menemukan makna dari kehidupan. Peranan dan arah tujuan hidup disini adalah gambaran untuk pencapaian kebermaknaan hidup. Kembali pada sosok Nash dalam film, dikisahkan diawal bagaimana terlihat adanya kehampaan dalam kehidupannya. Ketidakmampuan bersosialisasi, menjalin kedekatan dengan orang lain dan tujuan yang hanya berfokus pada satu hal (mendapat pengakuan atas teorinya) membuat hidupnya terlihat sangat menjenuhkan. Tidak ada hal-hal baru yang didapatkan, yang tentunya bisa menjadi pengalaman dan mampu menambah apa makna dari kehidupan dan kegiatan yang di lakukan.
Dalam kekakuan tersebut, Nash hanya bergerak dalam ruang pemikirannya sendiri. Tidak mampu berbagi dengan orang lain menyebabkan besarnya potensi untuk menghadirkan sosok khayalan yang sesuai dengan pemikirannya dan itu dianggap nyata. Pada awalnya khayalan itu membimbing menemukan kebahagiaan yang sebenarnya dibutuhkan oleh Nash. Tetapi dalam prosesnya khayalan itu pula yang menjauhkan Nash dari kehidupan nyata yang sebenarnya dia hadapi.
Ketika pada akhirnya menjalin kedekatan dengan orang lain (Alice), Nash sudah mulai belajar mengartikan makna dari kehidupannya. Hidup tidak bisa berjalan sendiri. Individu membutuhkan orang lain untuk menjalin kedekatan dan adanya kesepahaman sehingga mampu saling berbagi. Hal ini yang sebelumnya tidak di rasakan oleh Nash. Pada akhirnya, dengan belajar memaknai hidup melalui cinta dan kasih sayang, Nash mampu mendapatkan gambaran dirinya, kemana seharusnya dirinya melangkah dan apa tujuan yang hendak dicapainya.
Frankl (Schultz, 1991) menyatakan bahwa salah satu sifat dari orang yang bisa mengatasi diri adalah kemampuan untuk bisa memberi dan menerima cinta. Cinta adalah tujuan pokok manusia, keselamatan inidividu adalah melalui cinta dan dalam cinta. Meskipun salah satu cara untuk merealisasikan keunikan diri adalah melalui bidang pekerjaan yang digeluti, namun cara lain adalah melalui dicintai. Apabila dicintai, individu merasa ada penerimaan akan diri yang istimewa. Bagi individu dicintai, ada perasaan menjadi orang yang diperlukan dan tidak dapat diganti.
Sisi lain, memberi cinta (mencintai) kepada orang lain akan dapat melihat sifat-sifat dan ciri-ciri serta karakter khas orang yang dicintai. Dengan cinta yang diberikan, mampu membuat orang yang dicintai sanggup merealisasikan potensi-potensi yang belum terlihat, dengan menyadarkan bahwa potensi itu mampu membuat diri menjadi lebih istimewa. Dalam hubungan cinta timbal-balik, kedua pihak beruntung dalam hal pemenuhan dan realisasi yang lebih besar dari potensi mereka untuk menjadi manusia yang lebih penuh.
Menyadur penjelasan diatas dikaitkan dengan film tersebut, didapatkan inti dari topik kedekatan dan cinta. Bahwa dengan adanya kedekatan dengan orang lain mampu belajar akan cinta yang membimbing individu untuk memaknai arti kehidupan. Potensi yang belum teraktualisasi mampu di arahkan untuk bisa di kembangkan dan senantiasa memiliki inisiatif untuk mencari jalan kebahagiaan sebagai hasil dari kebermaknaan hidup.
Tokoh Nash, yang sebelumnya dianggap tidak berpotensi untuk bisa hidup normal tanpa adanya terapi obat dari psikiater, mampu membuktikan bahwa dirinya mampu hidup tanpa selalu bergantung dengan obat tersebut. Keyakinan itu timbul atas dorongan dari Alice yang karena cinta dan ikatan emosional dengan Nash mampu membuktikan bahwa Nash bisa hidup normal. Meskipun tidak dapat dipungkiri gangguan itu tidak sepenuhnya bisa sembuh, tetapi dapat dilihat dengan nyata bahwa terjadi perubahan besar dalam kehidupan Nash dengan adanya Alice yang mendampingi dan tentunya sangat bersifat positif. Mampu menemukan makna dari kehidupan dan kebahagiaan yang selama ini dibutuhkan melalui cinta dan kasih sayang dari Alice.
2. Komentar Umum
Film ini memberikan informasi bahwa kehidupan dapat berjalan ketika individu mampu mengenal dirinya sendiri serta mendapat dukungan dari orang sekitarnya. Individu adalah makhluk sosial, hal ini tidak dapat dipungkiri. Membuktikan bahwa kekuatan cinta, saling memberi dan melengkapi adalah hal yang dapat membuat hidup bermakna. Manusia juga sebagai makhluk individu, dimana diberikan kesempatan pada setiap individu untuk bisa memahami diri sendiri, mengenal diri sendiri sehingga pada akhirnya mampu mengendalikan hidup dan mampu menata perilaku sesuai pemikiran dan kehendak, yang tentunya juga atas dukungan dari orang lain dan orang-orang terdekat khususnya.
Kebermakknaan hidup, merasa memiliki fungsi bagi orang lain. bagaimana individu mampu membangkitkan rasa nyaman dalam menjalani kehidupan dan berinteraksi dengan orang lain, serta saling memberi, yang pada akhirnya mampu mengetahui arah dan tujuan hidup dan merasakan kesyukuran atas nikmat hidup yang diberikan oleh Tuhan bersama orang-orang yang dicintai.**.
_ + _
Referensi:
Film “A beautiful Mind” oleh Akiva Goldsman (2001)
Schultz, D. (1991). Psikologi Pertumbuhan: Model-model Kepribadian Sehat. Yogyakarta: Kanisius.
Snyder, C.R. & Lopez, S.J (2002). Handbook of Positive Psychology in Practice. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar